Entri Populer

Jumat, 04 Januari 2013

Ikan Kecil dan Air

Ikan Kecil dan Air

       Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang di tepi sungai. Kata ayah kepada ayahnya, "Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati."
       pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setipa ikan yang ditemuinya., "Hai taukah kamu di mana air? aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati."
       Ternyata semuai ikan tidak mengetahui di mana air itu. Si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalamaN, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, "Di manakah air?" jawab ikan sepuh, "Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati." Apa arti cerita si ikan kecil, mencari ke sana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai dia tidak menyadarinya.

Hal-hal dalam sebuah pikiran

Berawal dari Hal Kecil

       Hal-hal kecil? adakah hal-hal kecil itu? Sekuntum  bunga Edelwis yan gtumbuh di lereng gunung mungkin  hal kecil yang remeh bagi penduduk sekitar. Namum tidak bagi pendaki yang memetik dan memajangnya di meja sebagai cendera kebesaran petualangannya yanbg gagah berani. Dan hal-hal besar? adakah hal-hal besar itu? Persoalan patah hati bagi seorang gadis mungkin hal yang terberat yang membuatnya hilang kesadaran. Namun tidak bagi pasangan yang telah menempuh perjalanan hidup yang panjang berliku. Seberapa besarkah hal kecil? Dan seberapa kecilkah hal besar? Di manakah letak alat ukur nilai besar dan kecil?
       Semua itu berada dalam alam pikiran anda. Besar, kecil, penting, atau sepelenya suatu hal sebanding dengan seberapa besar dan kecilnya " ke-aku-an " Anda memandang. Apa yang ada di hadapan ini melintas apa adanya. BIla anda melihatnya secara apa adanya, maka tak perlu ada kecemasan, ketakutan, atau bahkan keinginan untuk sebuah kehormatan.

Rabu, 14 November 2012

Salah Paham

salah paham

Pada suatu hari, hiduplah sepasang suami istri yang sedang berjalan-jalan mengitari desa mereka menggunakan sepeda motor. Mereka berboncengan berdua. Jalannya pada saat itu belum di aspal. Sang istri merasakan bahwa skok pada motor itu sudah tidak layak untuk di gunakan lagi. Setelah mereka selesai mengitari desa, akhirnya mereka sampailah di rumah. Sang istri berfikiran untuk dapat membelikan skok motor yang baru......
Dan Sang suami berfikiran bahwa lebih baik motor itu di jual. Sang suami dulu pernah membelikan sebuah kalung untuk menikahi istrinya. Karena kalung itu belum ada liontinnya, maka suami tersebut ingin memberikan sebuah liontin untuk istrinya.
Kemudian suami tersebut menjual motornya untuk membelikan istrinya sebuah liontin agar dapat menyenangkan hati istrinya tersebut. dan sang istri menjual kalungnya untuk bisa membelikan skok motor yang baru agar bisa nyaman saat di mengendarai motornya.
Ketika mereka telah mendapatkan apa yang telah mereka cari, akhirnya sang istri memberikan skok motor itu kepada suaminya. Kemudian suami dari istri itu bertanya “ untuk apa kau belikan skok motor itu???.. kemudian istri itu pun menjawab, “ aku belikan skok ini agar ketika kita berboncengan, aku bisa menaikinya dengan nyaman.
Tapi aku telah menjual motor itu, kata sang suami. Hasil dari penjualan motor itu aku belikan sebuah liontin untuk kamu, karena aku lihat kalungmu belum ada liontinnya. Untuk apa kau belikan liontin itu padaku jikalau kalung itu sudah aku jual...?
beginilah jadinya jika suatu masalah tidak dapat di bicarakan dengan musyawarah..
Ini ceritaku,, apa ceritamu.........

Rabu, 07 November 2012

Batu Besar

Suatu hari seorang dosen memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswanya. Dengan penuh semangat, dia berdiri di depan kelas dan berkata, "Sekarang waktunya untuk kuis." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian dia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Dia terus mengisi hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ember. lalu dia bertanya, " Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"
Semua mahasiswa serentak menjawab, "Ya!"
Dosen itu bertanya kembali, "Apakah demikian?" Kemudian dari dalam meja, dia mengeluarkan sekantong kerikil kecil. Dia menuangkan kerikil-kerikil kecil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu besar itu. kemudian dia sekali lagi bertanya, "Nah, apakah ember itu sudah penuh?" kali ini para mahasiswa terdiam. Lalu seorang mahasiswa menjawab. "Mungkin tidak."
"bagus sekali." sahut dosen itu. kemudian dia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkan ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu besar dan kerikil. sekali lagi ia bertanya, " Baiklah, apakah ember ini sudah penuh?"
"Belum!" sahut seluruh kelas.
sekali lagi ia bertanya, "Bagus, bagus sekali." kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkannya sampai ke bibir ember. Lalu ia kembali bertanya, "Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?"
seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, tak perduli seberapa padat jatwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka kita pasti akan bisa mengerjakannya."
Jawaban yang bagus tapi lebih tepatnya, kenyataan dari ilustrasi tersebut mengajarkan pada kita bahwa bila kita tidak memasukkan "Batu besar" dalam hidup Anda? Keluarga Anda? pendidikan Anda, hal-hal terpenting dalam hidup Anda, mengajarkan sesuatu kepada orang lain, melakukan pekerjaan apa yang Anda cintaai, waktu untuk diri sendiri, kesehatan Anda, teman Anda, atau semua yang berharga. Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian, Anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya Anda perlukan untuk hal-hal yang besar dan penting.
Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, tanyalah pada diri Anda sendiri. "Apakah "Batu besar" dalam hidup saya? lalu kerjakan itu pertama kali :)